BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 27 September 2007

saya main ditaman

saya pergi ke hadikah dauliah sama ibuku dan adiku . Sesudah sampai di situ saya main sepatu roda.
Lalu pas saya selesai main saya ber istirahat . Setelah saya selesai istirahat saya melihat adiku
sedang bermain lalu saya ingin bermain tetapi sudah tidak ada waktu lagi . Lalu saya kembali kerumah.

saya ber puasa di bulan ramadhan

Saya ber puasa waktu

Rabu, 26 September 2007

Hatake Kakashi

Kakashi Hatake adalah guru pembimbing sekaligus rekan satu tim Naruto. Meskipun terlihat lemah, ia adalah seorang ninja jenius yang memiliki sharingan, sebuah mata khusus yang ia dapatkan dari almarhum temannya, Obito Uchiha. Dia tipe orang yang santai dan acuh, namun dapat bertindak cepat dan serius apabila diperlukan. Seringkali ia terlihat sedang membaca sebuah buku yang berjudul Icha Icha Paradise! (Datanglah Surga!). Satu hal yang menarik dari Kakashi, entah kenapa mulutnya tidak pernah diperlihatkan kepada pembaca.

Sasuke Uchiha

Sasuke adalah teman satu tim Naruto selain Sakura. Ia adalah seorang ninja berbakat yang selalu menyendiri dan jarang bergaul. Sikapnya yang dingin serta kemampuan bertarung yang tinggi membuatnya digilai banyak wanita terutama Sakura.

Ia memiliki masa lalu yang kelam dan —sama seperti Naruto— hidup sendirian; tanpa teman dan keluarga. Cita-citanya adalah untuk menjadi ninja yang kuat dan membunuh Itachi Uchiha, kakak kandungnya, yang bertanggung jawab atas kematian seluruh keluarganya.

Naruto Uzumaki

Naruto Uzumaki adalah tokoh utama cerita ini. Ia adalah seorang ninja dari desa Konoha, desa militer terkuat di dunia ninja. Naruto dikarakteristikkan sebagai seorang ninja yang penuh kejutan, bersemangat, ceria, hiperaktif, kikuk, lugu, dan sangat ambisius dalam meraih cita-citanya untuk menjadi Hokage, ninja terkuat di Konoha. Dalam tubuh Naruto, tersegel seekor monster rubah ekor sembilan yang pernah menyerang dan hampir menghancurkan desa Konoha. Karena monster yang ada dalam tubuhnya itu lah, ia dijauhi oleh penduduk desa di masa kecilnya hingga ia bertekat membuktikan kepada masyarakat di konoha bahawa ia akan menjadi Hokage agar ia bisa di akui di desa itu, sekaligus menjadi incaran ninja-ninja yang menginginkan kekuatan Kyuubi, si rubah ekor sembilan. Ia sanggat menyukai Sakura Haruno, Namun cintanya bertepuk sebelah tangan karena Sakura lebih menyukai Sasuke ketimbang

Jumat, 21 September 2007

Hukuman bagi Orang yang Tidak Berpuasa atau Membatalkannya

Kawan-kawan, tahukah kalian hukuman apa yang kita peroleh apabila kita membatalkan puasa tanpa adanya sebab yang syar’i? Hukumannya adalah di akhirat kelak kita akan digantung dengan kaki di atas dalam keadaan mulutnya robek. Ih.. menakutkan sekali bukan?

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

“Ketika aku tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang kedua lenganku, membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata, “Naik”. Aku katakan, “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, ‘Kami akan memudahkanmu’. Akupun naik hingga sampai ke puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya, ‘Suara apakah ini?’. Mereka berkata, ‘Ini adalah teriakan penghuni neraka’. Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di atas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, ‘Siapa mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka

Raja Yaman yang Ingin Menghancurkan Ka’bah

Adik-adik yang kakak cintai…
Pernahkah kalian membaca surat Al-Fiil?
Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Kaafirun.

Nama Al-Fiil diambil dari kata Al-Fiil yang terdapat pada ayat pertama surat ini, artinya gajah. Mari kita simak bacaan surat tersebut disertai dengan artinya:

1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabbmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,
4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Gambar Gajah

Surat Al-Fiil mengemukakan cerita pasukan bergajah dari Yaman yang dipimpin oleh Abrahah yang ingin meruntuhkan Ka’bah di Makkah. Peristiwa ini terjadi pada tahun Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan. Kalian ingin tahu kisah selengkapnya?

Abrahah adalah gubernur negeri Yaman yang merupakan bagian dari Kerajaan Habasyah yang kini dikenal dengan nama Negeri Ethiopia. Penduduk Negeri itu menganut agama Nashrani.

Abrahah berkeinginan agar bangsa Arab pada saat itu untuk berhaji ke San’a, ibu kota Yaman, tidak ke Kota Makkah tempat Ka’bah berada.

Untuk itu, dia membuat sebuah gereja yang bernama Al-Qullais. Tempat ibadah ini tiada bandingannya. Suatu saat, salah seorang dari suku Quraisy dari Makkah ingin merendahkan kedudukan gereja ini dengan cara membuang hajatnya di gereja. Dia telah mengotori dinding gereja tersebut, kemudian melarikan diri.

Mengetahui hal ini, Raja Abrahah sangat murka. Dia langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerang Kota Makkah dan menghancurkan Ka’bah. Di antara pasukan tersebut terdapat tiga belas ekor gajah. Gajah terbesar bernama Mahmud.

Selama perjalanan mereka menuju Makkah, banyak suku dari Bangsa Arab berusaha menghadang Abrahah dan pasukannya, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil mengalahkan mereka.

Akhirnya, Abrahah pun sampai di dekat Kota Makkah. Di sana terjadi perundingan antara dia dan pemuka Kota Makkah. Pemuka Kota Makkah itu adalah Abdul Mutthalib, kakek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hasil perundingan itu adalah Abrahah akan mengembalikan unta-unta Abdul Mutthalib yang telah diambil oleh pasukannya. Adapun urusan penyerangan Kota Makkah, maka ini tergantung keputusan yang akan diambil oleh Abrahah sendiri.

Abdul Mutthalib pun kemudian memerintahkan penduduk Makkah untuk mengungsi dari kota tersebut, sementara Abrahah memutuskan untuk melanjutkan niatnya. Pasukannya bergerak terus menuju Kota Makkah sampai ke Lembah Muhassir.

Ketika pasukan itu sedang berada di tengah lembah, tiba-tiba muncul sekumpulan burung. Burung-burung tersebut menghujani pasukan dengan batu-batu kecil.

Tidaklah batu itu menimpa tubuh pasukan Abrahah, kecuali tubuhnya akan hancur tercerai-berai. Mereka binasa dengan keadaan yang mengenaskan.

Abrahah Al-Ashram pun melarikan diri dalam keadaan tubuhnya hancur sepotong demi sepotong sampai dia meninggal di Yaman.

Ini merupakan kemenangan yang Allah ‘azza wa jalla anugerahkan kepada penduduk Makkah dan juga bentuk perlindungan Allah kepada rumah-Nya, yaitu Ka’bah di Makkah.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Mendirikan Ka’bah

Allah subhanahu wata’ala telah memerintahkan Nabi Ibrahim ‘alaihi salam untuk membangun Baitul ‘Atiq, yaitu masjid yang diperuntukkan bagi manusia untuk mereka menyembah Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah kemudian menunjukkan kepada Nabi Ibrahim, di mana hendaknya bangunan tersebut dibangun. Allah menunjuki Nabi Ibrahim lewat wahyu yang diturunkan kepadanya.

Para ulama salaf mengatakan bahwa di setiap tingkat langit terdapat sebuah rumah. Penduduk langit tersebut beribadah kepada Allah di rumah tersebut. Oleh karena itulah, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim ‘alaihi salam membuat bangunan seperti itu pula di muka bumi.

Bagaimanakah kisah pembangunan Ka’bah oleh Nabi Ibrahim yang dibantu oleh putra beliau Nabi Ismail ini? Kisahnya agak panjang. Kita mulai sekarang ya…

Dahulu, Nabi Ibrahim ‘alahi salam membawa istrinya Hajar dan putra beliau Ismail ke daerah Makkah. Pada saat itu, Hajar dalam keadaan menyusui putranya.

Nabi Ibrahim kemudian menempatkan Hajar dan Ismail ke sebuah tempat di samping pohon besar. Pada saat itu, di tempat tersebut tidaklah terdapat seorang pun dan tidak pula ada air. Nabi Ibrahim kemudian meninggalkan keduanya beserta geribah yang di dalamnya terdapat kurma, serta bejana yang berisi air.

Ketika Nabi Ibrahim hendak pergi, Hajar mengikuti beliau seraya bertanya, “Wahai Ibrahim, ke manakah engkau akan pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami padahal di lembah ini tidak terdapat seorang pun dan tidak ada makanan apa pun?”

Hajar mengucapkannya berkali-kali, namun Nabi Ibrahim tidak menghiraukannya. Hajar kemudian bertanya, “Apakah Allah yang memerintahkan engkau berbuat ini?” Nabi Ibrahim kemudian menjawab, “Iya.” Hajar lalu berkata, “Dia tidak akan membiarkan kami.” Hajar kemudian kembali.

Di daerah Tsaniah, ketika sosok beliau hilang dari pandangan keluarga yang beliau tinggalkan, Nabi Ibrahim berdoa,

“Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Rabb Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Padang pasir

Ketika persedian air mereka habis, Hajar pun mencari air untuk dia dan putranya. Dia pergi ke bukit Shafa, mencari-cari adakah orang di sana, namun dia tidak menemukan siapa pun di sana.

Hajar pun kemudian pergi ke Marwah dan mencari-cari orang pula di sana. Dia juga tidak mendapati seorang pun.

Hajar berulang-ulang pergi dari Shafa ke Marwah, sebaliknya dari Marwah ke Shafa sampai tujuh kali. Oleh karena itu, di dalam ibadah haji ada yang namanya Sai, yaitu berlari-lari kecil dari Shafa ke Marwa dan sebaliknya sampai tujuh kali.

Sampai ke Marwah, Hajar mendengar suara. Lalu dia berkata, “Diamlah”. Dia mendengar suara itu, lalu mencari sumber suara itu dan berkata, “Aku telah mendengarmu, apakah engkau dapat memberikan bantuan?”

Ternyata dia berada bersama malaikat di tempat di mana terdapat air zam-zam. Lalu, malaikat itu mengais-ngais tanah hingga akhirnya muncul air. Selanjutnya, ia pun menuruni air tersebut, mengisi bejananya dan kembali ke putranya Ismail, kemudian menyusuinya.

Malaikat lalu berkata kepada Hajar, “Janganlah engkau takut disia-siakan, karena di sini akan dibangun sebuah rumah oleh anak ini dan bapaknya. Dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan keluarganya”

Setelah beberapa waktu berlalu, serombongan suku Jurhum datang ke tempat tersebut dan tinggal di sekitar air zam-zam bersama Hajar dan Ismail. Ini semua mereka lakukan atas izin dari Hajar.

Nabi Ismail pun beranjak dewasa dan belajar Bahasa Arab dari Suku Jurhum tersebut. Beliau juga menikah dengan salah seorang wanita mereka. Diceritakan pula bahwa Hajar kemudian meninggal dunia.

Pada suatu saat, Nabi Ibrahim datang ingin menjenguk Nabi Ismail ‘alaihimassalam. Namun, beliau hanya menemui istri Nabi Ismail saja.

Nabi Ibrahim bertanya kepada wanita tersebut ke mana kiranya Nabi Ismail pergi. Istrinya menjawab, “Dia sedang mencari nafkah untuk kami.”

Nabi Ibrahim lalu bertanya tentang keadaan mereka. Istri Nabi Ismail menjawab, “Kami dalam kondisi yang jelek dan hidup dalam kesempitan dan kemiskinan.”

Mendengar jawaban tersebut, sebelum pulang Nabi Ibrahim berpesan kepada wanita itu untuk menyampaikan salam kepada Nabi Ismail dan berpesan agar Nabi Ismail mengganti pegangan pintunya.

Setelah Nabi Ismail kembali ke rumah, istrinya pun menceritakan peristiwa tadi dan menyampaikan pesan Nabi Ibrahim kepada suaminya.

Mendengar hal tersebut, Nabi Ismail pun berkata kepada istrinya, “Itu tadi adalah bapakku. Ia menyuruhku untuk menceraikanmu, maka kembalilah engkau kepada orang tuamu.”

Nabi Ismail pun menceraikan istrinya tadi sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim dan kemudian menikah lagi dengan seorang wanita dari Bani Jurhum juga.

Setelah beberapa waktu berlalu, Nabi Ibrahim kemudian kembali mengunjungi Nabi Ismail. Namun, Nabi Ismail tidak ada di rumah. Nabi Ibrahim pun menemui istri Nabi Ismail yang baru.

Beliau bertanya dimana Nabi Ismail sekarang. Istrinya menjawab bahwa Nabi Ismail sedang mencari nafkah.

Nabi Ibrahim juga bertanya tentang keadaan mereka. Wanita itu menjawab bahwa keadaan mereka baik-baik saja dan berkecukupan, sambil kemudian memuji Allah azza wa jalla.

Nabi Ibrahim lalu bertanya tentang makanan serta minuman mereka. Wanita itu menjawab bahwa makanan mereka adalah daging, adapun minuman mereka adalah air. Maka Nabi Ibrahim mendoakan kedua hal ini, “Ya Allah berkatilah mereka pada daging dan air.”

Setelah itu, Nabi Ibrahim pun pergi dari rumah Nabi Ismail. Namun, sebelumnya beliau berpesan kepada wanita itu agar Nabi Ismail memperkokoh pegangan pintunya.

Ketika Nabi Ismail pulang, beliau bertanya kepada istrinya, “Adakah tadi orang yang bertamu?”
Istrinya menjawab, “Ada, seorang tua yang berpenampilan bagus.” Dia memuji Nabi Ibrahim.
“Ia bertanya kepadaku tentang dirimu, maka aku jelaskan keadaanmu kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita, dan aku jawab bahwa kehidupan kita baik-baik saja.”

Nabi Ismail kemudian bertanya, “Apakah dia memesankan sesuatu kepadamu?”

Istrinya kembali menjawab, “Ya. Ia menyampaikan salam kepadamu dan menyuruhku mengokohkan pegangan pintumu.”

Nabi Ismail berkata, “Itu adalah ayahku dan engkau adalah pegangan pintu tersebut. Beliau menyuruhku untuk tetap menikahimu (menjagamu).”

Waktu pun berlalu. Suatu saat ketika Nabi Ismail sedang meraut anak panah, Nabi Ibrahim pun datang. Nabi Ismail pun bangkit menyambutnya, dan mereka pun saling melepaskan rindu.

Selanjutnya, Nabi Ibrahim berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya Allah menyuruhku menjalankan perintah.”

Ismail menjawab, “Lakukanlah apa yang diperintahkan Rabbmu.”

“Apakah engkau akan membantuku?”, Tanya Nabi Ibrahim kembali.

“Aku pasti akan membantumu.” seru Ismail.

Nabi Ibrahim kemudian menunjuk ke tumpukan tanah yang lebih tinggi dari yang sekitarnya. Beliau berkata, “Sesungguhnya Allah menyuruhku membuat suatu rumah di sini.”

Pada saat itulah, keduanya kemudian meninggikan pondasi Baitullah. Ismail mulai mengangkut batu, sementara Ibrahim memasangnya.

Setelah bangunan tinggi, Ismail membawakan sebuah batu untuk menjadi pijakan bagi Nabi Ibrahim. Batu inilah yang akhirnya disebut sebagai maqam (tempat berdiri) Nabi Ibrahim.

Mereka pun terus bekerja sembari mengucapkan doa, “Wahai Rabb kami terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Ka’bah

Sampai akhirnya tuntaslah pembangunan baitullah itu. Ka’bah pun akhirnya berdiri di bumi Allah ‘azza wa jalla.(*)

Nama-nama Para Nabi ‘alaihimussalam

Kawan-kawan, berikut ini adalah nama para nabi yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wassalam serta yang berasal dari atsar yang shahih insya Allahu ta’ala.

25 Nabi yang ma’ruf di kalangan muslimin secara umum:

1. Adam
2. Idris
3. Nuh
4. Hud
5. Shalih
6. Ibrahim
7. Luth
8. Ismail
9. Ishaq
10. Ya’qub
11. Yusuf
12. Ayyub
13. Syu’aib
14. Musa
15. Harun
16. Dzulkifli
17. Dawud
18. Sulaiman
19. Ilyas
20. Ilyasa
21. Yunus
22. Zakaria
23. Yahya
24. Isa
25. Muhammad

Nabi lainnya:
1. Khidir
2. Yusya’
3. Uzair
4. Samuel
5. Daniel